rubianto.id

Tampilkan postingan dengan label rotavirus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rotavirus. Tampilkan semua postingan

5 Agustus 2023

Informasi Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus adalah vaksin untuk mencegah infeksi rotavirus yang bisa menyebabkan muntaber atau gastroenteritis. Vaksin Rotavirus berisi rotavirus hidup yang sudah dilemahkan.

Vaksin Rotavirus bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan rotavirus ketika sewaktu-waktu virus ini menyerang.

Ada dua jenis vaksin Rotavirus di Indonesia, yaitu vaksin Rotavirus monovalen dan pentavalen. Vaksin Rotavirus pentavalen berisi lima jenis (strain) rotavirus, sedangkan vaksin Rotavirus monovalen hanya berisi satu jenis rotavirus.

Cara Pemberian Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di tempat layanan vaksinasi. Sebelum pemberian vaksin, dokter atau petugas medis akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan anak dalam kondisi sehat dan siap untuk divaksin.

Jika anak demam saat pemeriksaan, vaksinasi dapat ditunda hingga kondisi membaik. Sementara bila anak hanya mengalami penyakit ringan, seperti pilek, vaksinasi tetap dapat dilakukan.

Vaksin Rotavirus diberikan dengan cara diteteskan secara perlahan ke dalam mulut anak. Hal ini untuk mencegah vaksin dimuntahkan kembali. Untuk mengurangi resiko vaksin dimuntahkan kembali, pemberian vaksin sebaiknya dilakukan sebelum bayi menyusu.

Rotavirus bisa ditemukan pada tinja anak yang baru saja menjalani vaksinasi Rotavirus. Guna mencegah penularan virus melalui tinja anak, selalu cuci tangan setelah memegang popok anak. Sebisa mungkin hindari anak berdekatan atau menyentuh orang yang sedang sakit, hingga 15 hari setelah menerima vaksin.

Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus merupakan salah satu vaksin yang termasuk dalam program imunisasi pilihan. Vaksin Rotavirus bisa diberikan kepada bayi sejak usia 6 minggu sampai maksimal usia 6–8 bulan, tergantung jenis vaksin yang diberikan.

Berikut adalah dosis dan jadwal pemberian vaksin Rotavirus yang dibagi berdasarkan jenis vaksinnya:

Vaksin Rotavirus monovalen

Vaksin Rotavirus monovalen diberikan sebanyak 2 kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 6–14 minggu dan dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu berikutnya. Dosis kedua juga bisa diberikan saat anak berusia 16 minggu atau paling lambat ketika usianya 24 minggu.

Vaksin Rotavirus monovalen diberikan secara oral atau melalui mulut. Dosis yang diberikan dalam sekali pemberian adalah sebanyak 1,5 ml.

Vaksin Rotavirus pentavalen

Vaksin Rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3 kali. Dosis pertama pada saat anak berusia 6–14 minggu. Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak 4–8 minggu setelah vaksin sebelumnya. Batas akhir pemberian dosis ketiga adalah ketika usia anak mencapai 32 minggu.

Vaksin Rotavirus pentavalen juga diberikan melalui mulut. Dosis yang diberikan dalam sekali pemberian adalah sebanyak 2 ml.

Pastikan anak mendapatkan seluruh dosis vaksin yang sudah ditentukan. Jika anak melewatkan salah satu dosis, segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima dosis yang terlewat.

Peringatan Sebelum Menerima Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus merupakan jenis vaksin yang berasal dari virus hidup yang sudah dilemahkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum anak Anda menjalani vaksinasi dengan vaksin Rotavirus, yaitu:

  • Beri tahu tenaga kesehatan tentang riwayat alergi yang anak miliki. Vaksin Rotavirus tidak boleh diberikan kepada anak yang alergi terhadap kandungan dalam vaksin ini.
  • Beri tahu tenaga kesehatan jika anak sedang menderita kelemahan sistem imun akibat kemoterapi, radioterapi, penggunaan obat imunosupresan, atau penyakit, seperti severe combined immudeficiency (SCID).
  • Beri tahu tenaga kesehatan jika anak Anda pernah mengalami kondisi intususepsi, spina bifida, atau penyakit bawaan pada kandung kemih, seperti bladder exstrophy.
  • Beri tahu tenaga kesehatan jika anak sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
  • Segera ke pelayanan kesehatan jika anak mengalami reaksi alergi atau efek samping serius setelah pemberian vaksin Rotavirus.

Interaksi Vaksin Rotavirus dengan Obat Lain

Jika vaksin Rotavirus diberikan bersama obat imunosupresan, termasuk obat kortikosteroid, efektivitas vaksin ini dapat berkurang. Untuk mengantisipasi efek interaksi antarobat, beri tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal apa pun yang sedang dikonsumsi sebelum menerima vaksin ini.

Efek Samping dan Bahaya Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus aman untuk anak dan jarang menimbulkan efek samping. Efek samping wajar yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin berupa rewel, gelisah, muntah, dan diare.

Efek samping di atas umumnya bersifat ringan dan bisa sembuh tanpa diobati. Lakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin memburuk. Anda juga harus segera ke pelayanan kesehatan jika terjadi reaksi alergi setelah penggunaan vaksin rotavirus.

Meski jarang terjadi, pemberian vaksin Rotavirus pada anak dapat berisiko menimbulkan efek samping yang lebih serius, seperti intususepsi. Segera ke pelayanan kesehatan jika bayi mengalami BAB berdarah, muntah-muntah, atau menangis terus-menerus setelah mendapat vaksin MR.

19 Juli 2023

Apa dan Bagimana Infeksi Rotavirus

Infeksi rotavirus adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan di saluran pencernaan. Infeksi rotavirus menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, terutama di negara-negara dengan yang kebersihannya kurang baik. 

Gejala infeksi rotavirus umumnya muncul 2 hari setelah seseorang terpapar virus ini. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah diare. Diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus dapat menyebabkan hilangnya cairan dari dalam tubuh dalam waktu cepat sehingga rentan menimbulkan dehidrasi.

Penyebab Infeksi Rotavirus dan Penularannya

Rotavirus adalah salah satu virus penyebab infeksi usus yang penularannya melalui fecal-oral. Fecal-oral merupakan cara penularan virus melalui tangan yang terkontaminasi tinja (feses), kemudian tidak sengaja masuk ke mulut.

Selain itu, rotavirus yang keluar melalui feses bisa mengontaminasi air, makanan, minuman, dan benda di sekitar, seperti mainan dan alat dapur. Hal ini bisa terjadi jika kebersihan diri penderita tidak terjaga dengan baik, misalnya tidak mencuci tangan setelah buang air besar, kemudian menyentuh benda di sekitarnya.

Infeksi rotavirus sering terjadi pada anak-anak yang berusia sekitar 3 bulan sampai 3 tahun. Selain itu, orang dewasa yang mengurus atau tinggal bersama anak-anak yang sedang menderita infeksi rotavirus juga rentan terkena penyakit ini.

Gejala Infeksi Rotavirus

Gejala infeksi rotavirus umumnya muncul 2 hari setelah terpapar virus ini. Gejala awal infeksi rotavirus adalah:

  • Diare
  • Demam
  • Muntah
  • Nyeri perut

Diare yang terjadi akibat infeksi rotavirus sering menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak. Gejala yang bisa muncul bila terjadi dehidrasi adalah:

  • Mulut kering
  • Mata terlihat cekung
  • Mudah mengantuk
  • Frekuensi buang air kecil berkurang
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Ujung jari terasa dingin
  • Kesadaran menurun

Sementara itu, gejala infeksi rotavirus pada orang dewasa umumnya lebih ringan. Bahkan, beberapa penderita tidak mengalami keluhan. Jika muncul, gejala infeksi rotavirus pada orang dewasa antara lain:

  • Diare lebih dari 2 hari
  • Demam dengan suhu 39o C atau lebih
  • Dehidrasi
  • Muntah darah atau buang air besar disertai darah

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter bila Anda atau anak Anda mengalami gejala infeksi rotavirus seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan lebih awal dapat mencegah komplikasi akibat infeksi rotavirus.

Jika Anda atau anak Anda didiagnosis mengalami infeksi rotavirus, ikuti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter. Hal ini karena infeksi rotavirus dapat terjadi lebih dari satu kali, bahkan pada orang yang telah mendapatkan vaksinasi.

Diagnosis Infeksi Rotavirus

Untuk mendiagnosis infeksi rotavirus, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami oleh pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ada tidaknya demam dan tanda-tanda dehidrasi.

Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi infeksi dan mengukur kadar elektrolit di dalam darah untuk mendiagnosis komplikasi dehidrasi
  • Pemeriksaan feses, untuk mengetahui jenis kuman yang menyebabkan diare dan mendeteksi antigen rotavirus di sampel feses

Pengobatan Infeksi Rotavirus

Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang bisa mengatasi infeksi rotavirus. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Jika gejala yang dialami tidak parah dan penderita masih bisa makan atau minum, penanganan dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Upaya tersebut antara lain:

  • Banyak minum air putih untuk orang dewasa dan tetap memberikan ASI atau susu formula kepada bayi
  • Minum oralit sesuai saran dari dokter
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dalam bentuk sup dan makanan berkuah atau berkaldu untuk meningkatkan asupan cairan
  • Menghindari minuman berkafein dan beralkohol
  • Menghindari makanan yang terlalu manis atau berlemak
  • Beristirahat yang cukup

Jika diare yang dialami makin parah hingga menyebabkan sulit untuk makan dan minum, dokter akan menganjurkan pasien untuk dirawat di rumah sakit.

Komplikasi Infeksi Rotavirus

Infeksi rotavirus yang tidak tertangani dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Dehidrasi berat akibat diare
  • Ketidakseimbangan elektrolit
  • Gangguan ginjal dan hati
  • Asidosis
  • Gagal ginjal

Pencegahan Infeksi Rotavirus

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi penyebaran infeksi rotavirus, yaitu:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah dari toilet, sebelum dan setelah makan, atau mengganti popok
  • Melakukan vaksinasi, terutama vaksin rotavirus, sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter
  • Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal

Arsip Blog