rubianto.id

Tampilkan postingan dengan label polio. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label polio. Tampilkan semua postingan

2 September 2023

Survivor Polio Harus Hidup Pakai Paru-Paru Besi Selama 70 Tahun

Pria di Amerika Serikat jadi manusia terakhir di dunia yang hidup dengan paru-paru besi. Dia harus bertahan dengan paru-paru bantuan itu karena infeksi polio yang diidapnya sejak berusia 6 tahun.

Paul Alexander (77) telah menghabiskan seumur hidupnya di paru-paru besi, mengembangkan cara bernapasnya sendiri yang disebutnya 'pernapasan katak'. Paru-paru besi yang dipakai Paul menyerupai peti mati logam, mengharuskan pasien untuk berbaring di dalam, dengan perangkat diikat erat di leher.

Alat itu bekerja dengan menciptakan ruang hampa untuk secara mekanis menarik oksigen ke paru-paru bagi pasien yang sistem saraf pusat dan fungsi pernapasannya dirusak oleh polio.

Kisah Paul harus hidup dengan paru-paru besi dimulai pada tahun 1952. Dia masih berumur 6 tahun saat terinfeksi penyakit polio. Waktu itu dia tiba-tiba merasa tidak enak badan dan lehernya kaku saat bermain di luar. Kemudian dia mulai mengalami demam. Hari-hari pertama dia hanya berbaring di tempat tidur orang tuanya sambil mewarnai. Lima hari setelahnya, kondisi Paul memburuk, dia bahkan tak bisa lagi memegang krayon, berbicara, menelan bahkan batuk.

Orang tuanya kemudian membawanya ke rumah sakit khusus pasien polio. Namun saat itu rumah sakit tak bisa langsung merawatnya karena fasilitas kesehatan tersebut penuh dengan anak-anak yang sakit karena polio.

Beruntung ada dokter lain yang melihatnya. Segera setelah itu dan melakukan trakeostomi darurat sebelum mengeluarkan cairan yang menumpuk di paru-parunya.

Setelah itu, dia akhirnya menghabiskan hari-harinya di dalam paru-paru besi. Namun hal tersebut tak menghentikannya dalam menggapai mimpinya.

Sedikit demi sedikit, dia mempelajari bagaimana cara bernapas di luar alat tersebut. Beberapa tahun setelahnya, Paul akhirnya bisa bernapas tanpa ventilator walau hanya beberapa saat.

Begitu dia bisa bernapas tanpa bantuan dalam jangka waktu yang lama, dia bisa keluar dari paru-paru besi, pertama-tama berjalan ke teras dan kemudian ke halaman.

Pada usia 21, ia menjadi orang pertama yang lulus dari sekolah menengah di Dallas tanpa pernah menghadiri kelas secara langsung. Dia mengejar mimpinya menjadi pengacara pengadilan, dan mewakili klien di pengadilan dengan mengenakan setelan jas tiga potong dan kursi roda yang dimodifikasi untuk menopang tubuhnya yang lumpuh agar tetap tegak.

Sepanjang hidupnya, dia telah naik pesawat, hidup sendirian, jatuh cinta, berdoa di gereja, sampai berwisata ke pantai. Kini, di usianya yang ke 77 tahun, ia menjadi salah satu orang terakhir di dunia yang masih menggunakan paru-paru besi, dan ia hampir secara eksklusif mengandalkan paru-paru tersebut untuk bernapas.

Paul juga selamat dari wabah mematikan baru, hidup di tengah pandemi COVID-19, meski tergolong sangat rentan terhadap virus tersebut.

Dalam wawancara dengan pembuat film Mitch Summers pada tahun 2020, Paul mengatakan bahwa dia tidak pernah menyerah pada dirinya sendiri, apapun keadaannya.

"Tidak peduli dari mana Anda berasal atau apa masa lalu Anda, atau tantangan yang mungkin Anda hadapi. Anda benar-benar dapat melakukan apa saja. Anda hanya perlu memutuskannya, dan bekerja keras"

19 November 2022

14 Maret 2016

Belum Ada Obat untuk Sembuhkan Polio

Anak-anak kecil yang terkena polio kadang hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah bersanitasi baik, justru menjadi lebih rentan terhadap polio, karena masyarakatnya tidak menderita polio ketika masih kecil. 

Meski demikian, urusan sanitasi tetap tak bisa diabaikan. Pasalnya, virus polio dapat dengan mudah menular lewat lingkungan yang terkontaminasi kotoran atau ludah penderita.

Vaksinasi pada saat balita, sangat membantu pencegahan polio pada masa depan karena polio akan menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. 

Orang yang telah menderita polio, bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan pada masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.

Pengobatan

Poliovirus masuk ke tubuh melalui mulut, kemudian menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat, menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Sampai saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan polio. Pengobatan lebih difokuskan pada penguatan imun secara alami agar tubuh mampu melawan infeksi, support fungsi tubuh dan pencegahan efek negatif jangka panjang.

Pasien mungkin akan dianjurkan istirahat di rumah sakit, diberikan bantuan pernapasan jika diperlukan, dianjurkan olahraga ringan untuk mencegah masalah di otot dan persendian.

Jika Anda mengalami gangguan gerak motorik jangka panjang, berarti Anda memerlukan bantuan dan perawatan lanjutan. Misalnya, fisioterapi, memakai alat bantu untuk gerak tangan (splint), dan penguat serta penyangga untuk membantu tungkai dan persendian yang lemah.

Pencegahan

Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita polio. Selain itu, jagalah sanitasi makanan, minuman dan lingkungan Anda dari risiko paparan feses dan ludah penderita. Pastikan, makanan dan minuman telah matang benar-benar.

Selain sanitasi, cara ampuh mencegah polio adalah dengan vaksin polio.

Pentingnya vaksinasi polio

Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang dari virus polio. Vaksinasi polio telah berhasil menurunkan 99 persen kasus polio di seluruh dunia.

Ada dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin polio hidup yang diberikan lewat mulut (oral polio vaccine/OPV) dan vaksin polio mati yang diberikan lewat suntikan (injection polio vaccine/IPV).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), merekomendasikan imunisasi polio diberikan minimal sebanyak empat kali dengan selang waktu minimal empat minggu. 

Jadwal standar yaitu usia nol, dua, empat dan enam bulan, di bulan keenam bersamaan dengan jadwal pemberian vaksin DPT. Pemberian vaksin akan diulang saat bayi pada usia 18-24 bulan, dan 5-6 tahun.

Anda yang belum mendapat vaksin polio lengkap, direkomendasikan melengkapinya kapanpun Anda mau. Jika Anda pernah terkena polio dan belum pernah divaksin, Anda tetap direkomendasikan pergi ke dokter untuk mendapatkan vaksin polio lengkap.

Jika Anda akan pergi ke daerah yang ada kasus polionya, sebelum pergi mintalah kepada dokter untuk memberikan booster vaksin polio.

Arsip Blog