Tampilkan postingan dengan label kebijakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebijakan. Tampilkan semua postingan
1 Februari 2018
Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 04 Tahun 2016 tentang Imunisasi
Posted by admin | No Comments |
10 Mei 2015
Jika ASI Ibarat Pagar Rumah, Imunisasi Kunci Rumah
Posted by admin | No Comments |
Golongan antivaksin percaya hanya memberi air susu ibu (ASI) tanpa perlu diimunisasi sudah cukup melindungi si kecil dari beragam penyakit berbahaya.
Manfaat ASI memang dapat membuat tubuh si kecil kebal, tapi bila ditambah dengan rutin imunisasi maka kekebalan tubuh si kecil semakin bertambah.
"ASI itu ibarat pagar rumah, imunisasi itu kunci dari semua yang ada di rumah. Kalau pagar rumah dibobol, tapi sisanya terkunci rapat termasuk brankas, ya nggak akan kemalingan," kata Sekretaris Satgas PP-IDAI & Ahli Tumbuh Kembang Anak FKUI-RSCM, Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi dalam diskusi `School of Vaccine for Journalist` di Hotel Eastparc, Yogyakarta, Jumat (8/5/2015)
Ketika seorang anak diimunisasi, lanjut Soedjatmiko, dalam kurun waktu dua sampai empat miggu si kecil sudah memiliki kekebalan di dalam tubuhnya.
"Dan imunisasi dapat melindungi seorang anak sebesar 85 sampai 95 persen. Ingat, tak ada di dunia ini yang 100 persen. Di atas 80 persen itu sudah bagus," kata Soedjatmiko.
Meski imunisasi tidak melindungi si kecil sebesar 100 persen, paling tidak kemungkinan si kecil mengalami kondisi yang tidak diinginkan sangatlah kecil. "Campak masih mungkin terkena, tapi tidak separah yang tidak diimunisasi," kata Soedjatmiko.
Prinsipnya, imunisasi memberikan kekebalan yang lebih spesifik. Dan tidak benar bila program imunisasi menekan kekebalan.*liputan6
6 Mei 2015
Jenis Imunisasi yang Diperlukan Ibu Hamil
Posted by admin | No Comments |
Imunisasi tidak hanya diberikan kepada bayi yang baru lahir. Langkah pencegahan penyakit tersebut juga dilakukan terhadap ibu hamil. Imunisasi atau vaksinasi saat kehamilan diyakini dapat memberikan antibodi pada sang ibu sekaligus janinnya yang akan ditransfer melalui plasenta. Dengan demikian, bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu saat lahi.
Ada dua jenis vaksinasi yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil. Berikut jenisnya:
Vaksin influenza. Vaksin dari virus flu yang dilemahkan (inactivated) ini diberikan pada trimester kedua dan ketiga. Di waktu tersebut, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini. Pemberian vaksin mungkin dibutuhkan. Saat ibu terkena flu dan menyerang pula pada janinnya, memungkinkan bayi terpapar bakteri infeksi saluran pernapasan. Kematian janin terkait influenza sering muncul kasusnya saat usianya 6 bulan. Dalam studi yang dipublikasikan pada New England Journal of Medicine menyatakan, ibu hamil yang tidak divaksin dengan vaksin influenza berisiko memiliki kematian janin dua kali lipat. Namun vaksin influenza semprot (nazal) tidak boleh diberikan karena berisi virus hidup.
Vaksin tetanus (TT). Vaksin tetanus juga disarankan untuk diberikan saat usia kehamilan masuk trimester kedua dan ketiga. Waktu terbaiknya sekitar kehamilan 27-36 minggu. Setelah penyuntikan pertama di trimester kedua, suntikan vaksin TT selanjutnya dilakukan minimal empat minggu setelahnya. Untuk suntikan vaksin TT ini konsultasikan dengan bidan atau dokter kandungan Anda. Kadang perlu dipadukan dengan vaksin difteri (DPT) dengan memperhatikan riwayat status imunisasi TT sebelumnya.