Doom Spending yang Bikin Miskin Milenial dan Gen Z
Doom spending saat ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial, yang semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z.
Doom spending dianggap sebagai cara baru untuk meredakan stres akibat berbagai masalah, seperti ekonomi, pendidikan, dan politik.
Dengan memanjakan diri melalui belanja, banyak orang berharap dapat mengatasi tekanan dan ketidakpastian yang mereka hadapi.
Doom spending adalah perilaku saat seseorang merasa cemas atau pesimis tentang masa depan dan mengeluarkan uang secara berlebihan sebagai respons terhadap tekanan hidup.
Aktivitas ini sering dianggap sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dan meredakan stres. Berbelanja dapat memberikan kegembiraan sementara dan rasa lega, meskipun hanya bersifat sementara.
Selain stres, doom spending juga dipengaruhi oleh rasa takut ketinggalan (FOMO) yang sering muncul dari media sosial. Banyak orang mengikuti jejak teman atau influencer yang menghabiskan uang untuk tren terbaru, sehingga merasa lebih terhubung dan bebas dari kecemasan.
Namun, doom spending tidak baik jika dilakukan terus-menerus. Kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada keuangan di masa depan.
Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa menetapkan batasan pengeluaran, seperti hanya membeli satu barang setiap bulan atau memberi hadiah pada diri sendiri setelah mencapai sesuatu.
Selain itu, mencari cara lain untuk mengelola stres sangatlah penting. Aktivitas, seperti meditasi, yoga, dan olahraga dapat membantu meredakan kecemasan tanpa perlu bergantung pada belanja.