rubianto.id

11 Agustus 2023

Work Life Balance dan Cara Menerapkannya

Work life balance bukanlah tentang pembagian waktu yang adil antara dunia pekerjaan dan kehidupan pribadi, melainkan apakah Anda merasa puas di kedua kehidupan tersebut. Jika Anda merasa stres atau kewalahan di tempat kerja dan di rumah, bisa jadi ini merupakan tanda work life balance yang buruk.

Work life balance merupakan istilah untuk menggambarkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Banyak pekerja yang tidak menyadarinya karena tekanan dari atasan dan tuntutan hidup. Padahal, work life balance yang buruk dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Standar work life balance yang baik adalah Anda merasa bahagia dan produktif di tempat kerja sambil tetap menikmati waktu untuk hal-hal yang Anda sukai di luar bekerja, misalnya menjalani hobi atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.

Selain itu, Anda juga tidak mengkhawatirkan pekerjaan saat berada di rumah, memiliki waktu tidur yang cukup, dan menjalani pola hidup sehat.

Pentingnya Work Life Balance

Terlalu banyak tuntutan pekerjaan hampir setiap hari bisa membuat para pekerja sulit memiliki work life balance dan terjebak dalam gaya hidup hustle culture. Tanpa disadari, kebiasaan ini berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, baik fisik maupun mental.

Ketika work life balance buruk, yang terjadi justru tingkat stres meningkat, produktivitas dan motivasi menurun, konsentrasi atau kreativitas berkurang, merasa tertekan terus-menerus dan mudah marah, bahkan hubungan pribadi dan profesional juga bisa terganggu.

Seiring berjalannya waktu, hal ini akan melemahkan imunitas tubuh dan membuat tubuh rentan sakit, khususnya flu, sakit perut, sakit kepala, atau sakit punggung. Bahkan, penelitian terbaru menyatakan bahwa stres berlarut-larut karena pekerjaan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Oleh karena itu, work life balance sangatlah penting diwujudkan bagi para pekerja. Menurut berbagai riset, pekerja yang memiliki work life balance menunjukkan performa kerja yang baik, jarang ambil cuti sakit, jarang mengalami burnout, dan lebih efisien dalam bekerja sehingga mampu menyelesaikan target yang ditentukan.

Cara Menerapkan Work Life Balance

Tetapkan prioritas pekerjaan

Kurangnya kontrol dalam pekerjaan bisa menjadi awal work life balance yang buruk. Oleh karena itu, kunci pertama adalah menetapkan daftar prioritas tugas atau kegiatan yang perlu dilakukan. Catatlah dan dahulukan pekerjaan yang penting.

Bila pekerjaan yang Anda terima dirasa terlalu banyak dan melampaui batas kemampuan Anda, tidak apa-apa bersikap realistis dengan minta bantuan rekan kerja lain atau minta tambahan waktu untuk menyelesaikannya.

Jangan menunda-nunda pekerjaan

Saat Anda terbiasa menunda-nunda, tugas akan makin terasa menumpuk di pikiran hingga begitu sulit dikerjakan. Solusinya, mulailah dengan tugas yang mudah dan sederhana terlebih dahulu. Selesaikanlah satu per satu sebelum lanjut ke tugas selanjutnya. Agar tidak bosan, berilah jeda waktu istirahat sekitar 5 menit saat bekerja.

Ingatlah, menunda-nunda pekerjaan tidak membuat pekerjaan tersebut selesai dengan sendirinya. Makin cepat kerjaan selesai, makin banyak waktu pula yang bisa dihabiskan untuk istirahat atau berkumpul bersama teman dan keluarga.

Ketahui kapan harus berhenti

Banyak pekerja yang memberikan seluruh energinya pada pekerjaan hingga tidak kenal waktu. Ini dapat terjadi karena tuntutan pekerjaan yang begitu berat atau adanya tekanan untuk tetap bekerja setiap waktu, bahkan di akhir pekan atau hari libur. Akibatnya, energi pun habis dan tidak ada waktu untuk menjalani kehidupan pribadi.

Jika Anda sudah berada di tahap ini, cobalah berhenti, matikan notifikasi email kantor, dan luangkan waktu untuk merenung, “Apakah cara Anda menjalani hidup saat ini sudah menjadi yang terbaik?”.

Jangan khawatir, pekerjaan Anda tidak harus selalu diselesaikan di satu waktu yang sama. Masih ada hari esok untuk melanjutkannya.

Jaga komunikasi dengan orang terdekat

Jangan lupa untuk tetap memprioritaskan waktu bersama orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Tanpa Anda sadari atau tidak, ini bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk rehat sebentar dari pekerjaan agar tidak stres dan burnout.

Jangan ragu mengambil cuti

Sebagian pekerja mungkin sungkan atau terlalu takut untuk mengajukan cuti ke atasan, padahal cuti merupakan hak karyawan. Jadi, jika Anda merasa butuh istirahat dari pekerjaan, ambillah cuti 1 atau 2 hari untuk melakukan aktivitas apa pun yang Anda sukai, misalnya pergi berlibur ke pantai.

Ingat, jangan lupa matikan notifikasi kerjaan di ponsel dan beri tahu rekan kerja bahwa Anda sedang cuti. Dengan begitu, Anda bisa tetap fokus memulihkan diri.

Utamakan kesehatan diri sendiri

Tidak ada hal yang lebih penting dari kesehatan mental dan fisik diri sendiri. Jangan sampai Anda mengorbankan kesehatan hanya karena pekerjaan yang sebenarnya bisa ditunda. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Jadi, jalanilah hidup yang sehat dengan berolahraga secara rutin, tidur yang cukup pada waktu yang teratur setiap hari, konsumi makanan sehat, dan hindari konsumsi minuman beralkohol.


Mewujudkan work life balance bisa menjadi tantangan yang cukup sulit bagi sebagian besar pekerja. Alasannya karena banyak hal, misalnya karena banyak tanggung jawab yang harus dipikul, atasan yang terlalu banyak menuntut, atau karena masalah kesehatan.

Meski kelihatannya tidak mudah, bukan berarti work life balance diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Setidaknya, cobalah berusaha melakukan segala cara agar mendapatkan work life balance.

Bila Anda merasa tetap kesulitan untuk mendapatkan work life balance hingga mengalami tanda-tanda depresi, janganlah ragu mencari bantuan ke psikolog agar mendapatkan saran yang tepat.

Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog