Jenis Imunisasi yang Diperlukan Ibu Hamil
Imunisasi tidak hanya diberikan kepada bayi yang baru lahir. Langkah pencegahan penyakit tersebut juga dilakukan terhadap ibu hamil. Imunisasi atau vaksinasi saat kehamilan diyakini dapat memberikan antibodi pada sang ibu sekaligus janinnya yang akan ditransfer melalui plasenta. Dengan demikian, bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu saat lahi.
Ada dua jenis vaksinasi yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil. Berikut jenisnya:
Vaksin influenza. Vaksin dari virus flu yang dilemahkan (inactivated) ini diberikan pada trimester kedua dan ketiga. Di waktu tersebut, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini. Pemberian vaksin mungkin dibutuhkan. Saat ibu terkena flu dan menyerang pula pada janinnya, memungkinkan bayi terpapar bakteri infeksi saluran pernapasan. Kematian janin terkait influenza sering muncul kasusnya saat usianya 6 bulan. Dalam studi yang dipublikasikan pada New England Journal of Medicine menyatakan, ibu hamil yang tidak divaksin dengan vaksin influenza berisiko memiliki kematian janin dua kali lipat. Namun vaksin influenza semprot (nazal) tidak boleh diberikan karena berisi virus hidup.
Vaksin tetanus (TT). Vaksin tetanus juga disarankan untuk diberikan saat usia kehamilan masuk trimester kedua dan ketiga. Waktu terbaiknya sekitar kehamilan 27-36 minggu. Setelah penyuntikan pertama di trimester kedua, suntikan vaksin TT selanjutnya dilakukan minimal empat minggu setelahnya. Untuk suntikan vaksin TT ini konsultasikan dengan bidan atau dokter kandungan Anda. Kadang perlu dipadukan dengan vaksin difteri (DPT) dengan memperhatikan riwayat status imunisasi TT sebelumnya.